Setelah lulus dari SMP, mau kemana Guys??? SMA atau SMK..
Secara umum, pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga
jenjang, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar dan menengah ditempuh masing-masing selama kurang lebih enam
tahun. Sementara untuk pendidikan tinggi, jenis dan waktu tempuhnya
bermacam-macam.
Pembahasan dalam tulisan ini akan fokus pada jenjang pendidikan
menengah, sesuai dengan permasalahan di awal paragraf. Pendidikan menengah
ditempuh melalui dua fase, yaitu menengah awal dan menengah akhir. Pendidikan
menengah awal biasa ditempuh di SMP atau sederajat, sedangkan pendidikan
menengah akhir yang sangat menentukan bisa ditempuh di SMA/SMK dan sederajat.
Masa pendidikan menengah akhir adalah salah satu momen yang
paling menentukan bagi kehidupan seseorang, khususnya di Indonesia. Mulai dari
awal masuk, selama pendidikan, hingga saat lulus, menghadirkan opsi-opsi yang
semuanya akan menentukan masa depan.
Lihat saja, di awal masuk, siswa sudah disuguhkan opsi memilih
antara SMA atau SMK yang keduanya jelas sangat berbeda. SMA adalah jenis
pendidikan umum, yaitu pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Sedang SMK adalah jenis pendidikan kejuruan yang merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu.
Jelas keduanya dipersiapkan untuk kepentingan berbeda, SMA lebih
mengarah pada pendidikan lanjutan di perguruan tinggi. SMK, dengan keahlian
yang dimiliki siswanya, dipersiapkan untuk langsung terjun ke dunia kerja.
Terlepas dari negeri maupun swasta, SMA dan SMK adalah batu loncatan awal
menuju masa depan.
Kesimpulan:
Bagi kalian yang baru saja lulus pendidikan menengah awal,
bijaklah dalam memilih sekolah lanjutan. Yang harus kita tahu:
Pertama, sekolah merupakan lingkungan kedua yang
menyumbang dampak besar pada sikap dan perilaku. Lain sekolah, lain pula
siswanya. Ada yang sekolah itu terkenal dengan siswanya yang nakal, bandel, dan
lain sebagainya. Ada juga sekolah favorit yang terkenal dengan siswanya yang
pandai. Pilihlah!
Kedua, sekolah tidak menjamin setelah lulus kita langsung mendapat
kerja atau diterima di perguruan tinggi ternama. Yang menentukan itu semua
adalah nasib dan kerja keras kita sendiri. Sekolah hanya sebagai pengantar.
Ketiga, ingatlah cita-cita waktu kecil. Kali ini,
sekolah memberi peran yang cukup signifikan dalam mewujudkan cita-cita
tersebut. Jika mau jadi dokter, jangan masuk SMK jurusan akuntansi karena nanti
akan susah mewujudkan cita-cita menjadi dokter. Begitu juga sebaliknya. Semua
harus sesuai logika dan nalar. Jangan mengharap keajaiban, karena keajaiban itu
datangnya tidak pasti dan belum tentu datang.
Keempat, SMA memang dipersiapkan untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi, namun tidak menutup kemungkinan lulusan SMA
bisa langsung bekerja.
Kelima, SMK memang dipersiapkan untuk terjun ke
dunia kerja, namun tidak menutup kemungkinan lulusan SMK melanjutkan pendidikan
di pergurun tinggi.
Keenam, lulusan SMK tidak menjamin untuk langsung
diterima di dunia kerja, begitu juga lulusan SMA tidak menjamin untuk langsung
diterima di perguruan tinggi. Kita sama-sama tahu persaingan masuk kerja di
Indonesia sangat ketat, begitu pun masuk perguruan tinggi, terlebih perguruan
tinggi negeri.
Ketujuh, kritik untuk lulusan SMK. Lulusan SMK
tidak selalu bekerja di bidang keahliannya. Contoh, lulusan teknik mesin
menjadi seorang akuntan di bank. Lalu untuk apa belajar tiga tahun
lamanya?